Minggu, 20 Juli 2014

Hari Pahlawan




            Hari Pahlawan merupakan salah satu hari besar di Indonesia. Walau bukan sebagai hari libur nasional, hari pahlawan merupakan salah hari bersejarah bagi rakyat Indonesia dalam upaya untuk mempertahankan dan mengunci kemerdekaan Indonesia.  Kata Pahlawan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbananya. Selain itu menurut Kambali (2014:1)
“Pahlawan berasal dari kata ‘pahala’ yang diberi imbuhan ‘-wan,’ artinya seseorang yang mempunyai pahala, tentunya orang yang mendapatkan pahala adalah orang yang telah berbuat baik, seperti pahlawan yang telah berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia”.  
Banyak sekali istilah-istilah gelar kepahlawanan disematkan kepada orang-orang  yang berjasa pada kelompok masyarakat, baik dalam bentuk bangsa, negara maupun agama.  Dalam gelar kepahlawanan pun tidak semena-mena diberikan kepada seseorang, dalam sejarah pun penuh dengan subjektifitas, kita melihat dari prespektif mana kita memberikan gelar tersebut. Menurut Resink (2012:2)
“pada abad 20 Berg melihat sebuah perilaku dan metedologi  yang megarahkan ilmuwan untuk melihat Indonesia dari perspektif India, Arab, atau Belanda. Begitu pula dari prespektif Belandasentris, hanya sebagai pengkhususan Eropasentris dan setidaknya ekstra-Indonesiasentris”.
Dalam  hal ini gelar kepahlawanan bagaimana kita melihat peran dan pengaruhnya terhadap kelompok masyarakat tersebut. Kita ambil satu contoh, seorang Herman Willem Deandels bisa menjadi seorang pahlawan bila kita lihat dari sisi Belanda karena berjasa dalam mengembalikan kekayaan negara Belanda pada masa itu. Namun seorang Deandels dalam perspektif Indonesia merupakan seorang yang membuat orang Indonesia sengsara dan dicap sebagai penjajah. Masih menurut Resink (2014:5) “… kewajiban untuk menguraikan pandangan tritunggal Eropasentris (atau Belandasentris), regiosentris (atau jawasentris), Indonesiasentris dalam penulisan sejarah Indonesia”.
            Hari Pahlawan dapat merujuk pada sejumlah peringatan hari pahlawan nasional di berbagai negara.  Hari Pahlawan sering diselenggarakan pada hari kelahiran pahlawan nasional maupun peringatan peristiwa yang mengantarkan mereka jadi pahlawan.Hari pahlawan diperingati di berbagai negara bukan hanya di Indonesia. Di Filiphina misalnya, di negara mereka hari pahlawan diperingati pada tanggal 30 Agustus. Di Indonesia sendiri hari pahlawan tepat diperingati pada tanggal 10 November, hari itu bertepatan dalam Pertempuran 10 November atau dikenal pula dengan Pertempuran Surabaya.  Pertempran Surabaya sendiri merupakan pertempuran antara pihak Indonesia dengan Sekutu. Pertempuran Surabaya ini menjadi pertempuran pertama Indonesia dengan pihak asing pasca Proklamasi Kemerdekaan. Selain itu pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran terbesar rakyat Indonesia. 
            Banyak hal untuk memperingati hari pahlawan terutama kita sebagai mahasiswa pendidikan sejarah. Dalam merayakannya pun tidak hanya unsur kesejarahannya saja namun harus mempunyai kaidah kependidikanya juga. Menurut saya perayaan yang besar besaran dan  hanya untuk sekedar hiburan dalam perspektif seorang mahasiswa apalagi mahasiswa pendidikan sejarah mungkin terlihat kurang dalam untuk mengartikan hari pahlawan tersebut. Selain itu dalam hal ini kita berhak menentukan mana yang kita sebut pahlawan ataupun bukan. Menurut Suwirta (2013:1), “Setiap generasi berhak tidak hanya untuk menulis sejarahnya sendiri, tetapi juga perlu menetapkan pahlawan-pahlawan baru yang sesuai dengan jiwa dan keperluan zaman”. Selain itu menurut Kambali (2014:1),
“… kurang setuju apabila kita mengenang jasa pahlawan dengan mengikuti perlombaan seperti lomba panjat pinang, balap karung, balap makan kerupuk, dan lain-lain. Mengapa? Panjat pinang adalah salah satu perlombaan yang ada sejak zaman penjajahan Belanda dan digunakan sebagai hiburan oleh orang-orang Belanda, mereka menertawakan orang-orang yang jatuh ke lumpur atau saling berebut hadiah. Selain itu apakah para pahlawan akan bangga apabila perjuangan mereka yang telah meneteskan keringat, darah dan air mata, bahkan juga nyawanya, hanya dilambangkan dengan lomba makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, dan lain-lain, tentu saja tidak sebanding bukan?”.
            Dalam hal ini saya kurang setuju dalam hal perayaan yang besar dan hiburan tanpa diikuti dengan nilai-nilai dari pahlawan-pahlawan kita yang berjuang lama untuk berlangsungnya Negara Indonesia ini. Bukan berarti perayaan besar dilarang namun perayaan tersebut harus dilandasi dengan nilai-nilai kepahlawanan dan mengajarkan dan memperkenalkan para pahlawan-pahlawan kita.

Daftar Pustaka

G.J.Resink.2012. Bukan 350 Tahun Dijajah. Jakarta. Komunitas Bambu.

Kambali, A.2014. Mengajarkan Makna Hari Pahlawan Kepada Anak-Anak Kita.[online] tersedia di http://www.komunitashistoria.com/article/2013/12/30/cara-merayakan-hari-pahlawan-yang-benar/ . diakses 20 Juli 2014

Tn. 2014. Hari Pahlawan. [online] tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Pahlawan . diakses 20 Juli 2014

Tn. 2014. Peristiwa 10 November.[online] tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_10_November . diakses 20 Juli 2014

Suwirta A. 2013. Kegiatan Rakor Penanganan Nilai-nilai Kejuangan dan Kepahlawanan se Jawa Barat. [online] tersedia di http://aspensi.com/news/2013/06/08/0842/2130000-kegiatan-rakor-penanganan-nilai-nilai-kejuangan-dan-kepahlawanan-se-jawa-barat . diakses 20 Juli 2014

 


Diberdayakan oleh Blogger.